Home / Berita Umum / Sejumlah Besar Umat Buddha Bawa Bunga Enak Malam Dalam Kirab Itu

Sejumlah Besar Umat Buddha Bawa Bunga Enak Malam Dalam Kirab Itu

Sejumlah Besar Umat Buddha Bawa Bunga Enak Malam Dalam Kirab Itu – Beberapa ribu umat Buddha bersama dengan beberapa biksudari beberapa majelis lakukan kirab Waisak 2563 BE/2019 dari Candi Mendut ke arah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5).

Mereka berjalan kaki selama empat km. melalui Candi Pawon.

Kirab itu dengan diawali mobil hias, diantaranya bawa api dharma dari Mrapen Kabupaten Grobogan, mobil pembawa air karunia dari Umbul Jumprit Temanggung, dan perahu relik Sang Buddha.

Lalu dibarengi pejalan kaki pembawa bendera Merah Putih serta bendera Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia). Dalam barisan pembawa bendera itu kelihatan Ketua Umum Walubi S. Hartati Murdaya turut berjalan bawa bendera organisasinya.

Dalam kirab itu ada grup remaja yang kenakan beberapa baju tradisi di Tanah Air, pembawa hasil bumi, serta paling akhir rombongan umat Buddha dari beberapa wilayah di Indonesia.

Bante Kamsai Sumano Mahathera menjelaskan kirab dengan berjalan kaki itu adalah jalan semadi dengan objeknya berjalan.

Dia menjelaskan meditasi ada yang berbentuk duduk diam (semadi duduk), ada yang berdiri, jalan, serta ada juga semadi tidur.

“Kirab ini ke arah ke kesadaran serta diri bijak. Kita ingin tanam pohon kebijakan dengan berjalan, dengan konsentrasi agar tahu lelah, tahu enak, bagaimana rasa-rasanya itu,” tuturnya.

Menurutnya hal tersebut akan menghilangkan penderitaan lewat jalan dengan kesadaran.

Dia menjelaskan ajaran Sang Buddha ada empat tempat semadi, yaitu jalan, duduk, berdiri, serta tidur.

“Jalan itu langkah meditasi, konsentrasi jalan, jadi orang dapat tahu jalan yang benar, jalan yang baik dari dalam hati , bukan hanya kaki,” tuturnya.

Menyentuh sejumlah besar umat Buddha bawa bunga enak malam dalam kirab itu, ia menjelaskan hal tersebut jadi fasilitas untuk memuja pada Sang Guru yang berada di Candi Borobudur.

“Ada Buddha besar disana. Kita ini seperti anak cucu menghadap orangtua dengan persembahkan bunga enak malam sebab terlihat prima disana, kita tidak prima karena itu kita mencari prima,” tuturnya.

About penulis77