Home / Berita Umum / Melihat Prosesi Grebeg Gethuk Rangkaian Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang

Melihat Prosesi Grebeg Gethuk Rangkaian Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang

Melihat Prosesi Grebeg Gethuk Rangkaian Hari Jadi ke-1.113 Kota Magelang – Penduduk nampak tumpek blek turut berebutan gunungan gethuk seberat 2 kuintal di Alun-Alun Kota Magelang. Kecuali berebutan gunungan gethuk, penduduk berebutan gunungan hasil bumi dari semasing kelurahan dalam Grebeg Gethuk.

Grebeg Gethuk yang dilangsungkan ini berkenaan Hari Jadi ke-1. 113 Kota Magelang. Pertama kali, dengan diawali iringan Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, Wakil Wali Kota Windarti Agustina serta Forkompinda yang naik kereta kencana dan andong dari Gedung PDAM ke arah Alun-Alun Kota Magelang.

Disamping itu, dua gunungan gethuk lanang serta wedok ada di halaman Masjid Agung Kota Magelang. Mengenai Gunungan gethuk lanang setinggi 3, 5 mtr. serta gunungan gethuk wedok setinggi 2, 5 mtr.. Gethuk yang di produksi dengan tradisonal atau pabrikan dibikin gunungan.

” Dua gunungan gethuk ini dibikin mulai sejak habis Magrib hingga sampai barusan jam 6 pagi. Gunungan gethuk lanang setinggi 3, 5 mtr. digotong 10 orang, tengah gunungan gethuk wedok setinggi 2, 5 mtr. digotong 8 orang, ” kata Bejo, pembuat gunungan gethuk kala dijumpai di Halaman Masjid Agung Magelang, Minggu (28/4/2019) .

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan, ini hari kerjakan acara Grebeg Gethuk serangkaian Hari Jadi ke-1. 113 Kota Magelang. Grebeg Gethuk ini tiap tahun dipertunjukkan.

” Ini hari, kita membuat acara Grebeg Gethuk serangkaian Hari Jadi Kota Magelang. Yang tidak merasa telah masuk umur ke-1. 113 pada tahun 2019. Telah, seperti umumnya Grebeg Gethuk tiap tahun kita adakan, ” kata Sigit.

” Sehabis kita menghelat pemilu pada 17 April lalu, aman, damai, teratur, jurdil, nah ini dalam rencana untuk memeriahkan. Juga sekaligus filosofi Kota Magelang merupakan sama juga dengan gethuk, karena itu duga kirab tidak lain memperkenalkan terhadap dunia luar. Asa saya jadi daya tarik, jadi tujuan wisata untuk perubahan Kota Magelang, ” tuturnya.

Untuk gethuk yang diperebutkan, katanya, gethuk yang diperebutkan bukan dalam hitungan kg, akan tetapi kuintal.

” Ya, tidak kg, tetapi kuintal itu. Yang spontanitas ada 2 kuintal. Kelak rekan-rekan yang lain-lainnya yang sentra-sentra keluarkan mau menghadirkan agar diketahui oleh penduduk luas, baik pabrikan atau tradisionil, ” tutur Sigit.

Sebelum dilaksanakan rebutan gunungan gethuk, lebih dahulu diunjukkan tari kolosal Babad Mahardika yang disutradarai Gepeng Nugroho. Tarian ini menyertakan kira-kira 230 personil yang ceritakan peristiwa kelahiran Kota Magelang.

Mengenai paling akhir dilangsungkan rebutan gunungan gethuk, yang dengan diawali ajakan dari Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito berebutan gunungan. Disaat itu, penduduk yang awalnya ada di luar pagar selalu masuk ke arah Alun-Alun berebutan gunungan gethuk atau gunungan hasil bumi dari 17 kelurahan.

About penulis